Selasa, 13 Januari 2009

YA NABI SALAM 'ALAIKA


Alam bersinar-sinar bersuka ria

Menyambut kelahiran al-Musthafa Ahmad

Riang gembira meliputi penghuninya

Sambung-menyambung tiada henti

Berbahagialah wahai pengikut al-Quran

Burung-burung kemujuran kini berkicau

Bersuluhan dengan sinar keindahan

Mengungguli semua yang indah tiada banding

Kini wajiblah kita bersuka cita

Dengan keberuntungan terus-menerus tiada habisnya

Manakala kita memperoleh anugerah

Padanya terpadu kebanggaan abadi

Bagi Tuhanku segala puji

Tiada bilangan mampu mencukupinya

Atas penghormatan yang dilimpahkan-Nya bagi kita dengan lahirnya al-Musthafa al Haadi Muhammad

Yaa Rasulullah, selamat datang

Sungguh kami beruntung dengan kehadiranmu

Semoga Engkau berkenan memberi nikmat karunia-Mu,

Mengantarkan kami ke tujuan idaman

Tunjukilah kami jalan yang ia tempuh

Agar dengannya kami bahagia dan memperoleh kebaikan yang melimpah

Tuhanku, demi mulia kedudukannya di sisi-Mu

Tempatkanlah kami sebaik-baiknya di sisinya.

Semoga shalawat Allah meliputi selalu,

Rasul paling mulia, Muhammad

Dan salam terus-menerus

Silih berganti setiap saat

Jumat, 09 Januari 2009

Sebuah Kisah


Di zaman Nabi Musa Alaihissalam, terjadi masa paceklik. Manusia dan hewan kehausan, dan hampir mati, karena sedikitnya persediaan air. Mereka lelah hingga berkata, “Wahai Musa, serulah Allah, dan mintalah agar hujan diturunkan!” Nabi Musa pun mengumpulkan mereka di satu tanah lapang, lalu ia berdoa kepada Allah. Mereka pun mengamini doa beliau, tetapi hujan tak kunjung turun. Akhirnya, ia pun berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak mau menurunkan hujan, padahal kami telah berdoa dan menghinakan diri pada-Mu?”

Allah Subhaanahu Wa Taala menjawab, “Wahai Musa, di antara kalian ada seorang yang berbuat maksiat selama empat puluh tahun, ia belum bertaubat. Maka ia menghalangi terkabulnya doa kalian.” Lalu Musa bertanya, “Lalu apa yang harus kami lakukan?” Allah Subhaanahu Wa Taala menjawab, “Keluarkanlah orang yang berbuat maksiat itu! Jika orang itu keluar dari barisan kalian, hujan akan turun.” Nabi Musa Alaihisslam pun berkata, “Aku minta kalian bersumpah pada Allah. Aku bersumpah pada Allah, di antara kita ada yang bermaksiat selama empat puluh tahun, hingga hujan tidak turun-turun, maka hendaklah ia mau keluar dari barisan.”

Orang yang berbuat maksiat itu menoleh ke kanan dan ke kiri, sekiranya ada yang keluar selain dia. Tetapi tidak ada seorang pun yang keluar. Tahulah ia kalau yang dimaksud adalah dirinya. Lalu ia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah berbuat maksiat selama empat puluh tahun, dan Engkau berkenan menutupinya. Ya Tuhanku, jika aku keluar, maka namaku akan tercemar. Dan jika aku tetap tinggal, maka hujan tidak akan turun. Ya Tuhanku, aku sekarang bertaubat pada-Mu, aku menyesal, aku kembali pada-Mu. Maka ampunilah aku dan tutupilah kejelekanku. “

Hujan pun turun, akan tetapi orang yang berbuat maksiat itu tidak keluar dari barisan. Akhirnya, Nabi Musa u bertanya, “Ya Tuhanku, hujan telah turun, dan orang itu belum keluar?” Allah Subhaanahu Wa Taala menjawab, “Ya Musa, hujan telah turun dengan taubat hamba-Ku yang telah bermaksiat selama empat puluh tahun.”
Nabi Musa bertanya lagi, “Ya Tuhanku, tunjukkan orang itu padaku agar aku bergembira dengannya.” Allah menjawab, “Wahai Musa, ia telah bermaksiat kepada-Ku selama empat puluh tahun, dan aku telah menutupinya. Lalu apakah Aku akan membukanya padamu, mencemarkan namanya, padahal ia telah kembali pada-Ku?”

Sumber: Hati Sebening Mata Air, karya Amru Khalid


Selasa, 06 Januari 2009

DARAH JUANG PALESTINA

Wahai sobat......................................................................
ingatlah dikala sahabat kita berlumuran darah
ketika malamnya dihantui bara api yang membara
dikala hatinya penuh dengan semangat jihad

usaplah airmatanya
beri senyuman